SIDOARJO - Pasangan calon bupati dan wakil bupati Sidoarjo, H. Achmad Amir Aslichin dan H. Edy Widodo (SAE), menunjukkan penguasaan materi yang kuat dalam debat terakhir Pilkada yang diselenggarakan oleh KPU Sidoarjo pada Senin (18/11/2024) sore.
Paslon SAE menguasai berbagai aspek terkait tata kelola pemerintahan, kebijakan pembangunan, serta upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mereka juga menegaskan komitmen untuk mengelola pemerintahan yang bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Dalam debat tersebut, Paslon SAE dianggap unggul karena mampu memaparkan program unggulan secara jelas dan rasional, serta memberikan jawaban yang terukur atas pertanyaan dari panelis maupun kandidat lain.
Berbagai solusi inovatif atas tantangan yang dihadapi Kabupaten Sidoarjo juga disampaikan, termasuk dalam penyusunan rencana induk pembangunan infrastruktur. Paslon SAE juga menyoroti pemberdayaan UMKM, penanganan masalah banjir, kemacetan lalu lintas, serta pengembangan sektor pariwisata.
"Kami akan memperkuat kolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pusat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Achmad Amir Aslichin, yang akrab disapa Mas Iin.
Mas Iin juga menekankan pentingnya pemimpin yang cerdas, memahami tata kelola pemerintahan yang baik dan bebas dari korupsi, serta mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi Sidoarjo secara tepat. Ia menegaskan bahwa pembangunan harus dipercepat untuk mewujudkan Sidoarjo yang bangkit dan bermartabat.
"Pemimpin masa depan harus memahami secara detail permasalahan yang ada dan bagaimana menyelesaikannya, termasuk penganggaran dan perencanaan," ujar Mas Iin. "Jika perencanaan dan penganggaran terlambat, bisa berdampak pada mundurnya pembangunan hingga satu tahun," tambahnya.
Ia menegaskan pentingnya kepala daerah tidak sekadar pasrah pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menyusun perencanaan dan anggaran pembangunan. Mas Iin juga menyoroti pentingnya kolaborasi pemerintah dengan masyarakat agar pembangunan yang dilakukan sesuai dengan harapan publik, baik di bidang infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, ekonomi, pendidikan, maupun budaya.
Untuk mengatasi kesenjangan di Sidoarjo, Mas Iin mengusulkan kebijakan pendampingan bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan peluang usaha. Ini bisa dilakukan melalui pemberdayaan klinik usaha, pelatihan kewirausahaan, serta pemberdayaan UKM tanpa membedakan gender.
"Semua lapisan masyarakat harus mendapat kesempatan yang sama untuk menangkap peluang usaha demi meningkatkan taraf hidup mereka," ujar Mas Iin. Ia juga menegaskan komitmen untuk mengembangkan budaya lokal dan sektor pariwisata guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sidoarjo.
Debat ketiga ini sempat diwarnai insiden kecil, ketika calon wakil bupati dari pasangan Subandi, Mimik Idayana, mengalami gangguan kesehatan saat jeda debat. Saat duduk di kursi di atas panggung, Mimik tiba-tiba lunglai dan pingsan, sehingga Subandi harus melanjutkan debat seorang diri.
Di sesi penutupan, Mas Iin, bersama pasangannya Abah Edy, menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur akan dilakukan secara merata di seluruh wilayah Sidoarjo, tanpa KKN. "Bersama SAE, mari kita wujudkan Sidoarjo yang Bangkit dan Bermartabat," ajak Mas Iin.
Pada akhir pidatonya, Mas Iin mengimbau masyarakat untuk mendukung paslon SAE dengan mencoblos nomor urut 2 pada 27 November mendatang. (Abidin)
Post a Comment